Akay Dan UMI Indah
- Home
- Cerita Porno
- Akay Dan UMI Indah
smoga berkenan
part 1
Umi indah
Sudah tiga tahun ayah kesayangan akay meninggal dunia. Akay baru berusia lima belas tahun ketika itu terjadi. Akay begitu merasakan kehilangan ayahnya, begitu juga ibunya.
Atau akay biasa memanggilnya Umi, Kehidupan mereka penuh kesulitan, tinggal dikampung dan hanya bergantung hidup dengan uang tabungan dan tunjagan ayahnya yang tidak seberapa.
Keluarga mereka begitu bahagia sampai kecelakaan itu terjadi.
Ari yaitu ayahnya Akay ,
sedang memakai motornya sepulang dari kantor .
pada malam kejadian saat sebuah truk fuso menabraknya dari belakang.
Ari meninggal seketika di tempat kejadian.
Pihak ***** memberitahu bahwa pengemudi truk fuso tersebut didapati sedang dalam keadaan mabuk dan tak sempat menginjak rem pada saat itu, malangnya Ari tepat berada di depan truk tersebut, sehingga truk langsung menabrak Ari dan sepeda motornya, serta beberapa pengendara lainnya , truk baru berhenti pada saat terperosok ke dalam sebuah parit.
Saat-saat duka yang dialami oleh Akay dan Indah sang istri , turut serta dirasakan oleh seluruh sanak saudara mereka. Anggota keluarga mereka coba menghibur dan meberikan bantuan yang mereka mampu.
Selepas kejadian itu , kehidupan mereka berubah dari hari-hari yang pernah mereka lalui bersama Ari. Umi Akay yang bernama Indah ,terpaksa membuka warung menjual makanan untuk menopang hidup mereka.
Selain Akay , Indah juga membantu Safiza anak ketiganya yang sedang menuntut ilmu di sebuah universitas di Yogyakarta , meskipun safiza bekerja sampingan di sebuah bimbel di kota gudeg itu.
Dua orang lagi anaknya yaitu Aina baru saja bertugas sebagai guru sekolah Dasar di Kota yang sama dengan Safiza, sementara Zahir yaitu anak yang sulung sudah menikah dan menetap di Jakarta karena bekerja di sebuah perusahaan di sana.
Warung makanan yang di buka hanya di siang hari oleh Indah dengan dibantu oleh Akay dapat menunjang kehidupan sederhana mereka di kampung. Setelah tiga tahun kematian Ari,
Indah dapat menopang hidupnya dengan baik. Uang asuransi yang diperoleh akibat kecelakaan yang menimpa Ari suaminya itu digunakan untuk memperbesar rumah di kampung mereka dan membeli sebuah motor 2 tak 125z atas kemauan Akay untuk keperluan sehari-hari .
Selain itu setiap bulan, Zahir dan Aina tidak lupa mengirimkan uang belanja untuk Umi mereka di kampung. Walaupun kehidupan mereka dapat mereka jalani seperti biasa, tetapi hati dan perasaan mereka tetap tidak tentram. Indah dan Akay masih merasakan kehilangan suami dan Ayah yang tersayang.
Mereka tidak dapat melupakan saat-saat susah dan senang bersama Ari. Mereka berdua senatiasa menguatkan semangat untuk tegar menghadapi kenyataan itu.
Ini membuat mereka ibu dan anak menjadi semakin dekat.
Akay telah mengambil alih tanggung jawab ayahnya dalam membantu Uminya , ditambah pula hanya dia saja yang masih tinggal di kampung bersama Uminya .
Namun jauh dalam lubuk hatinya, Akay tahu, dia tetap tidak dapat mengisi kekosongan hati Indah , Uminya yang tetap merasa kehilangan ayahnya, Ari.
Akay mempunyai perawakan yang tinggi dan berbadan tegap.
Dia kelihatan lebih dewasa daripada teman-teman dia yang sebaya dengannya. Walaupun dia kelihatan dewasa, tetapi sebenarnya dia seorang yang pemalu dan kadang-kadang terlalu sensitif serta mengikuti perasaan. Dia mempunyai wajah mirip Ayahnya tetapi berkulit putih bersih seperti Uminya.
Akay sentiasa mempunyai keinginan untuk mempunyai teman wanita seperti teman-temannya yang lain, tetapi apabila bertemu dengan teman perempuan yang disukainya, lidahnya kelu dan dirinya menjadi kaku. Disebabkan karena kurang percaya diri di dalam situasi tersebut, Akay lebih memilih menghindar dan menjadi tidak terlalu dekat dengan teman-teman perempuannya.
Sekarang Akay sudah memasuki usia 18 tahun. Sudah selesai lulus SMA.
Akay mempunyai postur yang tegap karena sering berolahraga serta aktif dalam Eskul futsal dan sudah mewakili sekolahnya dalam tingkat kabupaten. Tetapi Sifat malunya yang keterlaluan menjadikan dirinya agak tertutup, Sifat malu dan sensitifnya menjadi smakin bertambah sejak dirinya kehilangan Ayahnya.
Indah yang berusia awal 40an adalah seorang wanita yang masih mempunyai daya tarik, dia sederhana tinggi dan tidak terlalu gemuk. Mempunyai pantat yang bulat dan besar , berkulit putih , berpayudara sedang dengan puting kecil, rambut sebahu , hidung mancung, dan mempunyai tahi lalat diantara hidung dan pipi , Namun kemolekan tubuhnya selalu tertutupi dengan Gamis , berpakaian longgar dan berkerudung , semuanya itu jadi tidak begitu terlihat dari luar.
Indah memang merasa kesepian sejak kematian suaminya yang tercinta, Ari. Walaupun dia coba untuk tidak terlalu membebani Akay dalam permasalahan hatinya, tetapi dia tau anak lelaki bungsunya itu begitu memahami gelora hati dan jiwanya. Akay selalu menjadi pendengar yang baik di dalam setiap masalah yang dihadapinya. Akay senantiasa dapat membaca perasaannya saat dia senang sedih, marah ataupun kesepian. Sebaliknya pula Indah juga turut membaca dan merasakan isi hati anak bungsunya itu. Terfikir jauh dilubuk hati Indah untuk menikah lagi . Memang ada yang coba mendekatinya malah mau melamarnya tapi tidak ada yang berkenan di hatinya. artikelbokep.com Gairah seksnya telah hilang sejak kematian suaminya. Namun bukan karena itu tujuan dia untuk menikah lagi, yang dia perlukan seorang lelaki yang hanya miliknya seorang, yang memahami dirinya, yang akan membelainya dengan penuh kasih sayang dan dapat menerima dirinya seorang janda yang telah berumur dan yang paling penting sekali dapat menerima anak-anaknya yang telah dewasa. Lelaki-lelaki di kampung yang coba mendekatinya hanyalah lelaki yang telah beristeri atau yang telah duda dan ingin memiliki istri kembali, karena kematian isteri mereka. Indah ingin menjadi seorang isteri bukannya menjadi pengasuh suami yang telah uzur dan tua atau pun menjadi isteri kedua, ketiga atau keempat. Bukan menjadi tempat pemuas nafsu lelaki yang ingin mengambil kesempatan atas dirinya yang seorang janda kesepian.
Walaupun Akay selalu mencoba menghibur Uminya tetapi dia tetap cemburu apabila ada lelaki yang coba menggoda dengan Uminya. Dia tahu , itu menjadi hak uminya mencari pengganti ayahnnya, tetapi perasaan cemburu dan benci yang meluap-luap kepada siapa saja yang coba mendekati Uminnya tetap tidak dapat dihindarnya. Indah menyedari itu, dan senantiasa coba bercanda, dengan mengatakan bahwa dia tidak ada niat untuk mencari pengganti ayahnya, Ari. Siaapun sampai kini tidak ada yang boleh menggantikan Ari yang tetap ada di hatinya. Kenangan hidup dengan Ari tetap terpahat utuh di hatinya.
Jakarta selalu sibuk dengan kehidupan. Kota yang besar dan tidak pernah tidur. Indah dan Akay berada di sana selama seminggu karena mendatangi Zahir yang bekerja di sana. Malam itu Zahir meninggalkan mereka berdua di sebuah mall untuk berbelanja dan jalan-jalan karena dia ada urusan kerja. Besok Umi dan adiknya akan pulang ke kampung. Akay dan Indah mampir makan di sebuah restoran cepat saji. Tidak ramai orang di restoran itu kerana sudah malam. Mereka berdua duduk makan berhadapan. Mereka berdua makan dengan tenang. Sambil berbalas senyum dan becanda.
Indah merasa canggung saat makan bersama Akay anak bungsunya itu. Terbayang di kepalanya dia bersama Ari, ketika mereka berdua curi-curi waktu dan makan berdua di alun2 di kampung mereka. Akay juga merasa canggung saat makan berdua di restoran itu bersama Uminya. Seolah-olah dia sedang kencan pertama kalinya dengan teman wanitanya. Sifat malunya muncul dan selalu tergagap apabila berbicara.
Walaupun begitu mereka dapat mengatasi perasaan kikuk dan canggung di hati mereka masing-masing dan coba berbincang seperti biasa. Mereka berbincang tentang kemewahan tinggal di Jakarta , juga barang-barangnya yang mahal tidak seperti di kampung mereka. Indah coba membayangkan kepada Akay , jika Akay juga pindah ke Jakarta atau ke tempat lain , untuk melanjutkan sekolah atau bekerja seperti kakak-kakaknya tentunya dia akan sendiri dan kesepian di kampung. Akay hanya tersenyum dan memberitahu bahwa dia akan membawa Uminya ke mana pun dia pergi. Sambil berkata demikian dia menggenggam tangan Indah yang berada di atas meja. Entah mengapa, Indah tertunduk malu. Pada saat itu, Akay seolah-olah lupa Indah itu adalah Uminyanya dan bukan teman wanitanya. Indah juga sama . Dia juga lupa untuk sesaat Akay itu adalah anak kandungnya.
Akay kelihatan begitu dewasa. Sikapnya yang lembut dan tidak mempersolkan itu begitu menyentuh hatinya. Akay sungguh seperti ayahnya Ari. Secara perlahan hati Indah terasa nyaman dan tentram,
Setelah makan mereka menyusuri Mall yang cukup besar itu. Mondar-mandir tanpa arah karena Zahir hanya akan menjemput mereka pulang setelah hari larut malam, setelah dia pulang dari kator karena lembur.
Kita nonton Bioskop Umi,”
tiba-tiba Akaay berucap kepada Indah saat mereka melintasi sebuah Bioskop.
Indah tersentak dari lamunan lalu mengangguk menjawab Akay, setelah membeli tiket Bioskop. Tubuhnya kembali terasa nyaman dan tentram.
Di dalam Bioskop mereka duduk di barisan yang paling belakang. Memang lengang di dalam Bioskop itu dan penontonnya bisa di hitung dengan jari saja. Malah hanya mereka berdua yang berada di barisan belakang. Mereka menonton Film action Mata mereka berdua terpaku menonton Film yang cukup menarik itu.
Di pertengahan Film , Akay merasa pegal dan tidak nyaman, dengan perlahan dia menyelipkan tangannya ke belakang kursi Uminya dan kemudian tangan itu menyentuh bahu Indah. Indah turut merasakan tangan Akay di bahunya dan perasaan nyaman serta tentram mulai menjalar kmbali di dalam tubuhnya. Satu adegan film memperlihatkan sebuah lorong, Cahaya dari layar sedikit meredup di ruang bioskop. Tangan Akay melingkari bahu Uminya, Akay seperti tidak percaya saat Uminya merapatkan diri ke dalam pelukannya. Wangi parfum yang dipakai oleh Uminya membuat Akay bagaikan terawang-awang. Kepala Uminya yang memakai Jilbab itu bersandar di dadanya. indah merasakan seperti dimanjakan saat berada di dalam pelukan Akay. Sudah lama dia tidak merasakan seperti apa yang dirasakannnya sekarang.
Akay merasakan tidak karuan saat mendapati tangannya berada dicelah ketiak dan telapak tangannya berada di bawah buah dada Uminya. Tangannya menyentuh bagian bawah buah dada Uminya. Tangan itu disembunyikan di bawah Jilbab lebar yang dipakai oleh Uminya. Dia dapat merasakan dadanya berdegup kencang. Indah turut merasakan sentuhan tangan Akay di bawah buah dadanya tetapi dia membiarkan saja. Mungkin tidak disengaja, Bukan sesuatu yang salah seorang anak memeluk Uminya. Pikir indah ,
Akay tidak lagi fokus kepada film yang ditayangkan. Jari-jemarinya tidak dapat lagi dikawal. Jari-jemari itu mulai perlahan mulai naik ke atas buah dada Uminya yang terlindung di bawah jilbab dan Gamis yang dipakainya. Sentuhannya itu terlalu nikmat tetapi apa yang dirasakannya itu sungguh membuat darah mudanya bergejolak. Hentikan saja ! Akay seolah-olah melawan perasaannya. Namun seketika Indah merasakan telapak tangan Akay mendarat penuh ke atas buah dadanya.
Indah mulai merasakan suatu sensasi bergejolak di dalam dirinya. Mungkin Akay tidak sengaja. Dia ingin berusaha melarang tetapi dia tidak berani untuk menegur anaknya.
Ah mungkin Akay tidak merasakan apa-apa, cuma suatu perlakuan yang tidak disengaja olehnya. Akay mungkin tidak tahu apa yang dia lakukan. Walaupun begitu, Indah mulai merasakan ketidaknyamana di celah kedua pahanya. Ketidaknyamanan yang nikmat! Tangan Akay mulai gemetar dan dingin . Saat datang keberaniannya, dia meremas perlahan buah dada Uminya. Akay dapat merasakan kekenyalan buah dada Uminya. Jelas, perbuatan Akay bukan lagi sesuatu yang tidak sengaja.
Nafas Indah mulai membuaru. Dia ingin melarang perbuatan Akay tetapi sudah sekian lama dirinya tidak merasakan kenikmatan yang mulai dia rasakan sekarang. Perasaannya terbagi antara perasaan seorang ibu dan naluri seorang wanita yang ingin dibelai dan dikasihi. Indah menggeliat perlahan di dalam pelukan anaknya. Indah tidak dapat lagi menkontrol dirinya dan dia merasakan CDnya mulai basah. Perasaan keibuannya muncul kembali, Indah menggenggam kuat tangan Akay untuk menghalangnya terus meramas buah dadanya. Namun tangan anaknya yang terasa dingin itu tetap ditekan di atas buah dadanya. Membuat tangan itu terus merasakan gunung kenyal milik Indah. Akay lega karena Uminya tidak memarahinya.
Saat Uminyaa melepaskan tangan Akay untuk membenahi posisi tas tangan , Akay mengambil peluang itu untuk meramas kembali buah dada Uminya sebelum Uminya memegang tangannya kembali untuk menghentikan perbuatannya itu. Indah masih memegang tangan di atas buah dadanya. Dia merasakan degup jantung yang bertambah kencang di dadanya. Akay juga merasakan degup jantung di dadanya. Batang di dalam CDnya terasa tegang dan menimbulkan keadaan yang sungguh tidak nyaman. Akay menggeliat di tempat duduknya untuk mencari posisi nyaman . Tentunya dia tidak bisa membenahi posisi batanganya yang tidak nyaman di dalam CDnya. Indah terus memegang erat tangan nakal Akay. Namun puting buah dada di dalam branya terasa mengeras dan sakit.
Nafas Indah mulai mendesah seperti juga nafas Akay, anaknya. Keduanya duduk membisu tanpa berkata apapun. Saat tangan Uminyanya mulai longgar, tangan Akay mulai meremas-remas buah dada Uminya kembali. Indah memejamkan matanya sambil menahan nafas dan menahan nikmat. Dia dapat merasakan jari-jemari Akay coba mencari-cari puting buah dadanya yang masih tertutup bra dan terlindung di balik baju gamis yang dipakainya.
Lampu di dalam Bioskop dinyalakan. Indah tersentak kager . Buru-buru dia mendorong tangan Akay dari dadanya. Dia seakan-akan sadar, dan dengan cepat membenahu jilbab dan baju gamisnya sambil duduk memperhatikan beberapa orang penonton lain uamg berjalan keluar dari ruang Bioskol . Akhirnya dia berdiri dengan kaki yang gemetar dan berjalan keluar mengikuti lorong yang memisahkan barisan kursi di dalam ruang bioskop.
Saat meninggalkan ruangan, Akay berjalan mengikuti Uminyanya dari belakang dengan harapan batangnya yang keras dan menonjol di dalam celannya tidak disadari oleh orang lain. Indah bernafas lega sambil memerhatikan Akay yang mengikutinya dari belakang. Matanya melirik batang Akay yang terlihat jelas menonjol di dalam celananya. Indah tidak berani untuk melirik buat kedua kalinya . Indah terasa dirinya bagaikan anak remaja kembali. Saat-saat manis semasa membayangkan kisah cinta bersama ayah Akay , Ari seolah-olah terulang kembali.
Bersambung….,,,,,,,